Selasa, 05 Agustus 2008

Malaka dan Sawahlunto


Sawahlunto mempunyai visi “Menjadi Kota Wisata Tambang yang Berbudaya dan Kota Tujuan Wisata Utama di Propinsi Sumatera Barat. Malaka telah bergerak menjadi kota wisata dengan jumlah kunjungan yang sangat besar, tahun 2006 jumlah wisatawan yang menginap di malaka lebih dari 6 juta orang, jika di ibaratkan sebuah mobil, malaka saat ini tengah melaju di jalan tol bebas hambatan dan kita baru mulai berpacu di jalan yang penuh hambatan. ”Kenapa malaka bisa dan bagaimana Sawahlunto”
Jika dilihat dari objek wisata yang ada di malaka dan kita bandingkan dengan yang ada di Kota Sawahlunto, objek wisata yang dimiliki oleh Sawahlunto memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan, dengan mulai beroperasinya water boom yang menjadi pusat kunjungan wisatawan maka langkah selanjutnya bagaimana memancing wisatawan untuk tidak hanya mengunjungi water boom tetapi juga mengunjungi objek wisata lainnya di dalam kota seperti museum kereta api, museum gudang ransum dan taman safari serta resort wisatanya di kandi, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah menawarkan perjalanan dengan keretaapi dari muaro kalaban ke pusat kota dan dipusat kota kemudian diarahkan ke objek-objek yang ada. Dalam tulisan ini dicoba untuk membandingkan ”mengapa malaka” dapat menjadi kota tujuan wisata asia dengan jumlah kunjungan sekitar 6 juta orang, apa daya tarik dan kekuatannya dan ”bagaimana sawahlunto” dan apa yang harus kita lakukan sehingga Kota Sawahlunto untuk tahap awal dapat menjadi tujuan wisata di Sumatera Barat.

Museum dan bangunan bersejarah
Bentuk fisik dan objek yang ditampilkan oleh museum dan bangunan bersejarah di malaka sebenarnya tidak lebih menarik dengan objek yang ada di Kota Sawahlunto, namun apa kelebihan museum dan bangunan bersejarah malaka dan apa yang dapat kita pedomani :
  1. Museum dan gedung bersejarah malaka umunya tidak berdiri sendiri tapi merupakan suatu kawasan yang dibenahi menjadi suatu living museum, hal ini dapat kita terapkan di museum dan bangunan tua sawahlunto dimana kunjungan dimulai dari museum kereta api kemudian taman lapangan segitiga dimana sebaiknya di lapangan segitiga dibuat suatu plakat dari tembaga yang memberikan informasi tentang sejarah ringkas kota dan kantor PT. BA-UPO.

  2. Warna gedung museum dan bangunan bersejarah malaka sangat mencerminkan sebuah bangunan tua, sebaiknya warna museum keretapi, museum gudang ransum dan bangunan bersejarah lainnya di beri warna seperti gambar museum dan bangunan bersejarah dimalaka yang tentunya akan lebih mencerminkan sebuah gedung tua bersejarah.

  3. Keunggulan lain dari museum dan bangunan bersejarah dimalaka adalah taman bunga yang sangat bagus, hal ini dapat kita terapkan mulai dari museum kereta api, sepanjang jalan dari museum kereta api ke lapangan segitiga, taman dilapangan segitiga dan taman di depan ex kantor transpor sebaiknya juga di beri bunga yang berwarna warni seperti di kantor Bandaraya malaka :

  4. Staf museum : staf museum malaka berpakaian tradisional dan ini sangat memperlihatkan ciri khas mereka, untuk menonjolkan ciri khas kota Sawahlunto sebaiknya staf museum di Kota Sawahlunto juga memakai pakaian khas sawahlunto seperti tenunan silungkang.

Kota Lama
Salah satu daya tarik wisata malaka adalah kota lama terutama di jalan Jonker dimana pada malam-malam tertentu jalan tersebut hanya dikhususkan untuk pejalan kaki dan penduduknya menjual berbagai macam handycraft dan makanan khas malaysia. Kondisi jalan dan bangunan di jonker walk ini sangat mirip dengan kondisi pasar remaja. Suasana pasar remaja dapat saja dibuat seperti jonker walk, hal pertama yang saat ini telah dan sedang dilakukan adalah merapikan bangunan di sekitar pasar remaja dan kemudian mensosialisasikan kepada masyarakat sekitar bahwa aktivitas wisata akan membawa keuntungan ekonomi bagi mereka.


Kebun Binatang (TAMAN SAFARI)
Kebun binatang malaka merupakan suatu objek wisata yang cukup banyak dikunjungi wisatawan, di kebun binatang tersebut juga terdapat danau, seperti halnya di taman safari kandi juga terdapat danau yang memiliki pemandangan yang cukup menarik. Persiapan pembangunan taman safari sebaiknya tidak hanya difokuskan pada penyusunan master plan dan
penambahan koleksi binatang tapi juga pembangunan taman-taman bunga dengan warna-warni bunga yang menarik mulai dari pintu masuk di simpang napar sampai ke taman safari.


Budaya Lokal
Sebenarnya penampilan budaya lokal Kota Sawahlunto tidak kalah menarik dari budaya lokal yang ditampilkan oleh malaka. Yang dapat di contoh dari kondisi budaya lokal malaka adalah budaya lokal kita di kota sawahlunto harus diberi dukungan untuk sesering mungkin tampil di setiap event di sumatera barat dan disetiap event tersebut harus menampilkan ciri khas kota sawahlunto.


Taman Bunga dan Kebersihan Kota
Salah satu keunggulan kota malaka sebagai tujuan wisata adalah taman-taman bunga yang berwarna-warni yang sangat bagus di jumpai di sepanjang jalan baik jalan utama maupun jalan-jalan arteri. Hal ini sebaiknya di contoh oleh Kota Sawahlunto, untuk tahap awal memperindah dan mamancing wisatawan yang masuk ke kota sawahlunto adalah dengan membuat taman-taman dengan bunga yang menarik di sepanjang jalur jalan muara kalaban – sawahlunto. Kondisi saat ini jalur jalan tersebut tentunya kurang menarik untuk dilalui karena banyaknya semak belukar dan rumput liar di sepanjang jalan. Alangkah baiknya jika semak belukar dan rumput liar terebut di ganti dengan taman-taman serta rumput yang terpelihara. Begitu juga ruas jalan dari pasar remaja ke arah santur, sebaiknya disepanjang jalan yang ditumuhi rumput dan tanaman liar di ganti dengan bunga-bunga berwarna menarik dan rumput yang terpelihara.


Promosi
Keunggulan pariwisata malaka tidak bisa dipisahkan dari promosi yang dilakukan tidak hanya oleh pemerintahnya namun juga dilakukan oleh pelaku-pelaku bisnis wisata disana. Bukan hanya hotel yang menyediakan brosur-brosur dengan tampilan menarik tapi gedung-gedung pertemuan, restouran dan pusat-pusat perbelanjaan menyediakan brosur-brosur tentang wisata malaka. Brosur-brosur tersebut tidak dibuat oleh pemerintah, tapi masyarakat disana sadar bahwa dengan mereka ikut mempromosikan wisatanya maka akan membawa dampak ekonomi kepada mereka.


Aparatur
Aparatur pemerintah di malaka sangat sadar akan keberadaan kotanya sebagai Kota Wisata, hal ini harus di contoh oleh Kota Sawahlunto, untuk itu rencana membuat semacam kuisioner yang harus diisi oleh setiap aparatur sawahlunto untuk melihat seberapa jauh pengetahuan mereka tentang pariwisata sawahlunto tidak hanya di fokuskan kepada pertanyaan tentang objek-objek wisata di Sawahlunto namun mungkin sebaiknya juga dapat ditambahkan pertanyaan-pertanyaan tentang bagaimana melayani wisatawan yang berkunjung dan bagaimana cara mereka mempromosikan pariwisata sawahlunto di dalam keluarga dan kerabatnya.


Dengan melihat perbandingan objek-objek di atas maka sebenarnya Sawahlunto memiliki potensi cukup besar untuk dapat menjadi tujuan wisata utama di Sumatera Barat, dan ada tiga hal pokok yang dapat dipetik dari strategi malaka untuk menjadi kota tujuan wisata di asia.

  1. Strategi yang pertama adalah bahwa mereka sangat Fokus pada pariwisata. Pariwisata tidak hanya menjadi tugas unit kerja yang membidangi pariwisata namun setiap kebijakan dan tindakan pemerintah malaka serta masyarakatnya baik masyarakat pelaku langsung pariwisata maupun tidak selalu memajukan pariwisatanya. Hal ini dapat menjadi contoh bagi Pemerintah Kota Sawahlunto, setiap unit kerja harus mendukung kegiatan pariwisata sebagai contoh : ide tentang kampung songket bukan hanya menjadi tanggung jawab pariwisata tapi merupakan tanggung jawab dinas perindagkop begitu juga tentang aktivitas tambang baik tambang rakyat maupun tambang mekanis yang dapat dijadikan objek wisata menjadi tanggung jawab dinas perindagkop. Bagi dinas pertanian harus mampu membuat objek wisata agro yang menarik seperti halnya di suatu kota di malaka yaitu Kota Jasin dengan wisata kebun mangganya yang berbuah setiap waktu. Dinas pertanian juga harus mampu membuat suatu terobosan misalnya tentang durian, rambutan atau coklat yang berbuah setiap waktu. Dinas lingkungan hidup dan pertamanan harus mampu menciptakan kebersihan kota dan membuat taman-taman kota yang menarik, untuk menjaga keindahan lingkungan dinas kebersihan sebaiknya melakukan pengecatan trotoar dan fasilitas umum minimal 3 kali dalam setahun.
  2. Strategi yag kedua adalah diferensiasi atau berani tampil Beda. Pariwisata di malaka tidak mengikuti trend wisata dunia dimana daya tarik wisata di tempat lain didunia seperti Bali, Thailand dan lain-lain adalah 4 S yaitu : Sun, Sand, Shop dan Sex. Malaka tidak menjadikan 4 S sebagai daya tarik wisatanya mereka lebih menonjolkan sejarah, bangunan tua, keramahan, kebersihan dan taman kota yang sangat menarik, dan hal ini terbukti berhasil dengan jumlah kunjungan wisatawannya mencampai 6 juta orang. Kondisi ini seharusnya menjadi pendorong bagi Sawahlunto untuk menonjolkan juga sejarah kota Sawahlunto yang jauh lebih menarik, budaya multikultural, bangunan tua dan taman-taman kota.
  3. Strategi yang ketiga adalah murah, namun ini sebenarnya bersifat relatif dan harus sebanding dengan pelayanan yang diberikan. Dengan kondisi kurs rupiah yang berada jauh di bawah mata uang lainnya sebenarnya kondisi ini dapat menjadi suatu daya tarik karena akan menjadi biaya berwisata ke indonesia menjadi lebih murah dengan negara lainnya. Namun dengan kondisi yang lebih murah tersebut tidak membuat pelayanan menjadi lebih buruk.

Sesuai dengan amanat visi kota yaitu Sawahlunto kota wisata tambang yang berbudaya, maka percepatan pembangunan pariwisata merupakan suatu hal yang mutlak yang harus dilakukan. Pembangunan itu tidak hanya menjadi beban tanggung jawab unit kerja yang membidangi pariwisata tapi harus melibatkan semua stake holder kota karena visi kota merupakan keinginan semua masyarakat saat visi itu dicetuskan. Untuk itu perlu dibentuk suatu badan diluar strukutural yang beranggotakan baik dari aparat Pemerintah, BUMN, Swasta dan tokoh-tokoh masyarakat yang dianggap mempunyai kemampuan dan kreatifitas dalam percepatan pembangunan pariwisata. Badan tersebut kemudian dibagi dalam kelompok-kelompok kecil untuk melakukan diskusi dengan topik misalnya mengenai taman, kebersihan, museum, promosi, pengembangan objek wisata dan lain-lain dimana diskusi dilakukan minimal 1 kali seminggu. Badan diluar struktur inilah yang memberikan masukan kepada walikota melalui unit kerja pariwisata, kemudian tindak lanjut pelaksanaannya dilakukan oleh unit kerja terkait.

Tidak ada komentar: